BLP Merupakan sebuah sistem alias aktivitas kegiatan yang berfungsi Untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik Untuk menjadi pelajar yang lebih optimal, baik di sekolah maupun di lingkungan eksternal. Dengan menciptakan iklim suasana belajar yang sistematis memupuk kebiasaan dan sikap yang memungkinkan peserta didik Untuk bisa menghadapi kesulitan dan ketidakpastian keadaan dengan tenang, percaya diri dan kreatif. Peserta didik yang lebih percaya diri bakal sanggup belajar lebih cepat & lebih baik. Mereka lebih fokus, lebih kuat berfikir, dan menemukan kesenangan dalam belajar. Mereka mengerjakan dengan baik tes akademik dengan lebih mudah dan lebih menemukan kenyamanan dalam pembelajaran. (Prof. Guy Claxton-Penemu Konsep BLP)
URGENSI BLP-LS
Kami mengilustrasikan BLP semacam sebuah bangunan. Yang butuh dilakukakan saat hendak membangun merupakan menyusun rancangan disain alias arsitektur dari sebuah bangunan yang hendak kami inginkan. Seusai rancangannya terbentuk baru dilanjutkan dengan membangun pondasi sebagai penopang mutlak sebuah bangunan tersebut, jadi dibutuhkan struktur pondasi yang kokoh agar kuat dalam menghadapi segala cuaca dan keadaan, kemudian baru membangun tiang-tiang pancangnya, dinding-dindingnya, kemudian atapnya. Seusai itu isi di dalamnya dari bangunan yang sudah berdiri, dst.
Disain alias arsitektur rancangan bangunan sebagaimana ilustrasi tersebut merupakan angan-angan dari rancangan seperangkat sistem yang bakal mengarah pada pengembangan kapasitas potensi yang paling dalam yang ada dalam diri peserta didik Untuk di explorasi yang di awali dari penentuan visi besar peserta didik (cita-cita jangka pendek-panjang) yang didiskusikan dengan cara seriuas dengan guru & orang tua peserta didik. Kurikulum sekolah bakal diarahkan terhadap ketercapaian visi yang sudah dibangun oleh peserta didik dengan cara bersama-sama. Sehingga visi/cita-cita merupakan ibarat pondasi mutlak dari bangunan. Seusai itu tahap yang juga paling penting dari bangun tersebut merupakan pilar-pilarnya. Pilar-pilar yang kokoh bakal sangat mempengaruhi kekuatan dari bangunan tersebut. Kami membikin 5 pilar Untuk mengembangkan kekuatan potensi peserta didik yang kami kenal dengan 1 D + 4 R.
A).Pilar-1 merupakan Devout (kesadaran beribadah), bagaimana pentingnya pilar yang pertama ini bagi peserta didik yang bakal mempengaruhi keseluruhan perilaku peserta didik di masa yang bakal datang yang berupa kesadaran beribadah. Mengenalkan peserta didik terhadap Rob-Tuhannya, memahamkan makna & pentingnya dekat dengan sang Pencipta, bagaimana tutorial mendekatkan diri terhadap Rob-nya, hingga menjadi sebuah kebutuhan yang bakal melekat pada diri peserta didik. 3 indikator yang bakal nampak pada peserta didik merupakan tertib, tekun, & semakin menerus (istiqomah). Contoh kegiatannya merupakan sebagai berikut:
1.sholat 5 waktu lengkap dengan dzikir & doa dengan kesadaran,
2.sholat dhuha setiap hari,
3.sholat tahajud seminggu minimal 2 hari,
4.tilawah Al Qur’an setiap hari minimal 5 halaman, dan
5.menutup aurat, dsb
B).Pilar-2 Resourcefullness (Memanfaatkan Sumber Belajar), mengandung konsep mengenai Belajar dengan Tutorial yang Berbeda. Memanfaatkan Sumber Belajar tersusun oleh lima komponen :
(1) Keingintahuan, dalam faktor ini pelajar yang baik mempunyai performa Untuk bertanya dengan cara baik dan bekerja dengan cara spesifik,
(2) Membuat hubungan, pemikiran di sini merupakan pelajar yang baik bisa membikin hubungan antara yang sudah mereka ketahui dengan pengalaman baru,
(3)Imajinasi, pelajar yang baik bisa menonton tutorial berfikir yang berbeda. Mereka memakai imajinasinya Untuk mendukung pelajaran dengan membikin skenario dalam pikiran mereka dengan jalan menghubungkan angan-angan itu terhadap pelajaran mereka,
(4)Penalaran, penelitian menyebutkan bahwa pendidikan menengah belum seluruhnya berhasil dalam mengembangkan performa peserta didik Untuk berpikir dengan cara logis di dalam kehidupan nyata,
(5)Sumber daya, dengan cara sederhana, pelajar yang baik terbiasa dan enjoy dengan penggunaan sejumlah sumber daya pada penyelesaian Untuk menopang belajar mereka. Contoh kegiatannya merupakan sebagai berikut:
1.Kegiatan Literasi menyimak buku maupun situs yang terkait dengan pendidikan ataupun wawasan keagamaan dan umum,
2.Tilawah Al Quran, dsb.
C).Pilar-3 Resilience (daya tahan), mengandung konsep mengenai Ketahanan dalam Belajar. Ketangguhan disusun oleh empat komponen :
(1) Tekun , Untuk belajar dengan baik, pelajar sudah lebih dulu terlibat dengan obyek pelajaran dan merawat perhatian tanpa bermaksud menguasai,
(2) Mengelola gangguan, ada sejumlah faktor bisa memunculkan gangguan, semacam rasa lapar, kecemasan, dan kelelahan. BLP berfungsi Untuk menolong pelajar menjadi sadar bakal sumber gangguan yang mungkin dan bagaimana mereka bisa menguranginya,
(3) Perhatian, pelajar yang baik merupakan trampil dalam memperhatikan. Mereka mempunyai sebuahperforma Untuk memperhatikan faktor yang penting dengan cara detil,
(4) Usaha keras, ciri ini dengan cara sederhana menuju ke sebuahperforma pelajar Untuk memahami bahwa sesuatu tidak datang dengan mudah dan bahwa sesuatu kesulitan pada umumnya berhadiah berhasil pada akhirnya. Contoh kegiatannya merupakan sebagai berikut:
1.Mandiri ke sekolah (jalan kaki, naik sepeda, naik angkot, ojek, dsb)
2.olah raga selalu berupa jalan kaki alias lari-lari kecil kurang lebih 30 menit, senam, bersepeda, pengelolaan gadget, tidur di bawah jam 22.00 dsb.
D).Pilar-4 Reciprocity (kerja sama), mengandung konsep mengenai Kesiapan Belajar Sendiri alias dengan Orang Lain. Peserta didik yang baik mempunyai performa Untuk mendengarkan, mengambil giliran dan memahami aspek pandang orang lain. Kesatuan tersusun oleh empat komponen:
(1) Saling ketergantungan, pelajar yang baik mengenal bagaimana tutorial mengatur keseimbangan antara saling berinteraksi dan sendiri dalam belajar,
(2) Kerja sama, ini yang disarankan dengan cara nyata – menjadi sanggup bekerja berpasangan alias dalam kelompok dalam sebuahskenario di mana tidak seorangpun mengenal semua jawaban,
(3) Empati dan Mendengarkan, ketrampilan mendengar yang baik bisa diajarkan, namun ini merupakan tahap penting dari wajah pelajar yang baik,
(4) Peniruan, kami belajar dengan mendalami dari yang lain. Apabila kami menonton seseorang mengerjakan sesuatu yang baik kami mengenali ini. Contoh kegiatannya merupakan sebagai berikut:
1.bisa bekerja dengan cara mandiri maupun bekerja sama dengan cara kelompok belajar alias kerja,
2.Mengelola kelas dan sekolah,
3.Membantu keluarga di rumah , dsb
E).Pilar-5 Reflectiveness (evaluasi diri), mengandung konsep mengenai Taktik dalam Belajar. Kecerdikan tersusun oleh empat komponen :
(1) Perencanaan, pelajar yang baik mengatur proses belajar dengan serangkaian teknik, semacam membikin stok sebuahmasalah, mengukur sumber daya yang tersedia, membikin sebuahperdiksi waktu belajar yang bakal diambil, dan mengantisipasi kasus alias rintangan yang muncul,
(2) Meninjau ulang, pelajar mempunyai andalan yang tidak diduga. Oleh sebab itu, pelajar yang baik mempunyai kemungkinan Untuk berubah arah apabila diperlukan,
(3) Menyaring, ini melibatkan berpikir mengenai pengalaman sendiri maupun dalam diskusi dengan orang lain, dan menonton pelajaran dengan cara penuh alias generalisasi, faktor itu bisa berguna Untuk diterapkan dalam situasi baru,
(4) Meta belajar, ini merupakan perluasan dari menyaring. Ini merupakan sebuahproses pelajar yang baik menuju pembicaraan dengan cara konstruktif mengenai proses belajar dan Untuk menuturkan bagaimana pekerjaan belajar. Contoh kegiatannya merupakan sebagai berikut:
1.Mencatat hal-hal penting dalam pembelajaran,
2.mengevaluasi setiap pembelajaran yang sudah dipelajari.
3.Melakukan jurnal syukur, dsb